Serangan kimia berupa gas sarin di Kota Khan Sheikhun, Suriah awal April 2017 ini telah menewaskan 86 orang. Mengerikannya lagi, 30 korban di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, sekitar 400 orang mengalami luka-luka dan lainnya mengalami gangguan pernapasan dan gejala keracunan, seperti muntah, pingsan, dan berbusa di mulut.
"Beberapa kasus menunjukkan pertanda tambahan yang konsisten dengan paparan kimia organophosphorus, kategori zat kimia yang termasuk gas saraf," demikian pernyataan WHO seperti dilansir Reuters, Rabu (5/4/2017).
Kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia), mengatakan serangan ini diyakini telah dilakukan oleh jet tentara Suriah, dan menyebabkan banyak orang mendadak tersedak, bahkan beberapa korban mengeluarkan busa dari mulut mereka. Rata-rata yang mengalami gejala ini adalah anak-anak di bawah usia delapan tahun.
Seperti apa sebenarnya sarin itu?
1. Sejarah Awal Pembuatan Sarin
Sarin adalah gas saraf dan senyawa organophosphorus. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sarin dikenal dengan GB. Cairan sarin tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan mampu menyebar dengan cepat.
Gas ini pertama kali diproduksi oleh Gerhard Schrader dan tim pada 1938 di Jerman. Nama sarin merupakan akronim dari 4 ilmuwan yang mengembangkannya, yakni Gerard Schrader, Otto Ambros, Gerhard Ritter, dan Hans-Jurgen von der Linde.
Adolf Hitler sebenarnya pernah tertarik menggunakan sarin untuk Perang Dunia II. Namun tidak pernah dilakukan. Gas saraf ini pernah digunakan dalam dua serangan teroris di Jepang pada 1994 dan 1995.
2. Bagaimana Cara Kerja dan Penyebaran Sarin?
Sarin adalah gas saraf yang dapat menyebar dengan cepat ke lingkungan. Uap sarin ini sebenarnya tidak berlangsung lama, tapi jika terhirup dapat mematikan.
Jika sarin mengkontaminasi makanan atau air, akibatnya bisa fatal. Efek dari sarin dapat menyerang dengan cepat. Tapi hal itu bergantung pada jumlah sarin yang ada di udara, kondisi orang yang terkena, serta lamanya waktu paparan.
Gejala akibat gas sarin dapat terlihat beberapa detik. Saat sarin dilepas ke udara, orang dapat terkena melalui kontak mata maupun kulit. Mereka juga dapat terkena dengan menghirup udara yang mengandung sarin.
3. Seperti Apa Gejalanya Jika Terkena Sarin?
Seseorang tidak mengetahui dirinya terkena sarin karena sifatnya yang tidak memiliki bau. Sulit juga mengetahui apakah seseorang terkontaminasi sarin. Gejala jika seseorang terkena sarin, baik dari udara, kontaminasi melalui air, makanan, atau pakaian, dapat terjadi dalam hitungan detik. Berikut ini gejala yang akan dirasakan jika terpapar sarin dalam dosis kecil:
- Mata berair
- Ingusan
- Sakit mata
- Penglihatan kabur
- Air liur dan keringat berlebihan
- Batuk
- Dada terasa sesak
- Diare
- Mual, muntah atau nyeri perut
- Kebingungan
- Lemah
- Sakit kepala
- Denyut jantung lebih cepat atau lebih lambat
Bahkan, setetes sarin pada kulit dapat menyebabkan keringat berlebih dan otot yang berkedut cepat. Apabila terkena sarin dalam dosis besar, gejala yang akan dirasakan yakni:
- Hilang kesadaran
- Kejang
- Kelumpuhan
- Gagal napas yang menyebabkan kematian
Jika seseorang terkena dengan sarin, korban harus dengan secepat mungkin diberi perawatan medis di rumah sakit. Obat-obatan untuk menangkal gas perlu diberikan setelah terpapar sarin.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3467871/mengenal-ganasnya-gas-sarin-yang-membunuh-perlahan-anak-anak-suriah
Add your comment Hide comment