Ternyata berawal dari jawaban inilah karir dan kesussesan bisnis Abdurrahman bin Auf dengan izin Allah menjadi sukses dan berkah. Bagaimana bisa?

Inilah Cara Bisnis Sukses ala Abdurrahman bin Auf


Berikut ini akan kita ulas cara bisnis sukses ala Abdurrahman bin Auf sebagaimana ditulis annida-online.com.

1. Modal mental lebih penting daripada modal harta


Mental kaya lebih penting daripada kaya. Abdurrahman memulai bisnisnya dari nol dan mampu mengumpulkan kekayaan lebih banyak karena dia memiliki mental kaya. Bentuk dari mental kaya ini adalah selalu mau memberi bukan hanya menerima, siap dengan kerasnya usaha, tangguh, bersungguh-sungguh dalam usaha dan meyakini keberhasilan usahanya. Perhatikan perkataan Abdurrahman bin Auf dalam meyakini keberhasilannya. Beliau berkata,”Seandainya aku membalik sebuah batu, maka, aku akan menemukan emas atau perak.”

2. Paham seluk beluk perdagangan


Abdurrahman bin Auf tidak hanya bermodalkan harta dan mental kaya. Tapi, beliau juga memahami secara mendalam seluk beluk perdagangan secara teknis di Madinah. Abdurrahman mengetahui kondisi pasar. Sesampainya di Madinah, Abdurrahman mendatangkan minyak samin dan keju dari wilayah lain untuk dijual di Madinah. Hal ini menunjukkan bahwa Abdurrahman paham betul masalah supplier, jalur distribusi, networking, marketing, dan juga selling di Madinah. Beliau juga menjalankan strategi dalam memilih jenis usaha, serta selektif dalam memilih kualitas barang dan layanan yang mengandalkan kejujuran.

3. Memiliki kepribadian teladan


Persahabatan yang dianjurkan dalam Islam menjadi salah satu dasar yang mendorong keberhasilan Abdurrahman. Abdurrahman dikenal memiliki kepribadian yang baik sampai sempat menjadi kandidat pengganti Khalifah sebelumnya, namun jiwanya yang tidak ambisius mengarahkannya untuk mundur. Beliau dikenal sebagai seseorang yang berpenampilan sederhana. Meskipun sudah menjadi saudagar yang kaya raya, beliau tidak lantas lari dari kewajiban perang, di tubuhnya paling tidak terdapat 20 bekas luka, beberapa gigi seri yang patah, serta kaki yang pincang akibat peperangan melawan kaum kafir.

4. Rajin berinfak dan bersedekah


Abdurrahman bin Auf saat sudah berdagang, beliau meniatkan semua hartanya untuk diinfakkan di jalan Allah semaksimal mungkin. Saat perang Tabuk, beliau menginfakkan 200 uqiyah setara dengan 5,95 kg emas, apabila 1 gram emas setara 500 ribu rupiah, maka, Abdurrahman bin Auf sudah memberikan 2,9 milyar dalam perang Tabuk.

Abdurrahman bin Auf yang pernah menjual tanah seharga 40 ribu dinar setara 90,4 milyar, uang tersebut dibagikan kepada Bani Zuhrah dan orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin dan Anshar.

Begitulah saat seseorang membantu agama Allah, Allah akan membantunya. Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah, akan dilipatgandakan. Abdurrahman bin Auf bertambah kaya karena menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah berfirman dalam qur’an surat Al Baqarah ayat 245,

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”

5. Melibatkan Allah subhanahu wa ta’ala


Cara bisnis dengan melibatkan Allah akan membuat bisnis yang kita jalani mencapai kejayaan dan kesuksesan. Bagaimana cara melibatkan Allah?

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mu’min ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (HR.Muslim)

Abdurrahman menjadi sahabat yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Ia tidak mau celaka dengan menyimpan harta, ia mengumpulkan dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi, ia tidak menikmatinya sendirian. Orang-orang Madinah pernah berkata, “Seluruh penduduk Madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkan kepada mereka, sepertiga digunakan untuk membayar hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”

Abdurrahman dan penduduk Madinah saling mendahulukan kepentingan saudaranya, sehingga Allah membukakan keberkahan dan Allah membukakan peluang menguasai ekonomi umat. Bahkan, pasar Madinah yang tadinya dikuasai Yahudi berpindah ke tangan Muslimin. Berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, lalu saling memecahkan masalah saudaranya, dan menjadi penguasa ekonomi saat itu. Inilah hasil dari mematuhi hukum Allah.

Semoga bermanfaat dan menambah motivasi kepada sahabat semua untuk menjadi pebisnis Muslim yang sukses ya...