Pimpinan Pesantren Darut tauhid itu menyampaikan bahwa kita sebagai anak bangsa setidaknya harus memiliki tiga semangat dalam hal menyelesaikan kasus penistaan agama, yakni :
1. Semangat bersaudara
Anak bangsa dalam melihat perbedaan, semangatnya bukan melihat musuh. Ada saudara se-Aqidah, ada saudara se-Bangsa. Aa Gym bersumpah, Demi Allah tidak rela melihat bangsa ini pecah. Oleh karenanya kalau mendapatkan SMS yang tidak menunjukkan perbedaan dengan keyakinan seseorang, cukup dihapus. Kalau mendapatkan pesan berisi HOAX yang membuat bertengkar sebaiknya dihapus saja.
2. Semangat solusi
Anak bangsa harus mulai bergerak selalu melihat solusi, bukan sekedar masalah. Cara pandang ini menunjukkan tingkat kenegarawanan seorang. Kalau bangsa ini hanya mampu membicarakan masalah, maka mungkin memang inilah kadar dan kapasitas bangsa ini.
3. Semangat sukses bersama.
Anak bangsa harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Selurh jabatan yang kita miliki pun sebentar lagi akan hilang, banyak juga yang akan pensiun dari jabatan formal masing-masing. Aa Gym merindukan seandainya setiap tokoh bangsa selalu berbicara dengan mengawali permohonan maaf.
Alangkah indahnya jika kemarin RI-1 mengawali pidatonya dengan, "Mohon maaf, saya terlambat berbicara kepada rakyat, saya tidak menyambut tamu dengan baik ..". Alangkah indahnya jika Kapolri mengawali pidatonya dengan, "Mohon maaf, anak buah saya tadi sempat bergerak melebihi batas ...". Alangkah indahnya jika para pemimpin Aksi Damai mengawali pidatonya dengan, "Mohon maaf, ada sebagian kecil dari peserta aksi kami yang bertindak melampaui batas ..." ( Aw kama qāl).
Selain memberikan pandangan yang baik, Aa Gym juga mengingatkan bahwa umat Islam hanya meminta satu hal yang semua orang inginkan, yaitu keadilan. Berikut cuplikan videonya saat acara Indonesia Lawyer Club di tvOne 8 November 2016.
Add your comment Hide comment