Surat Perintah Sultan Mahmed II untuk Lindungi Umat Kristiani

Surat Perintah Sultan Mahmed II untuk Lindungi Umat Kristiani

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih "sang Penakluk" merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Surat Perintah Sultan Mahmed II untuk Lindungi Umat Kristiani Bukti Keagunan Islam


Adalah sebuah keniscayaan, ketika Muslim memerintah, maka semua yang menjadi rakyat, dari latar belakang agama apapun, harus mendapatkan hak dan jaminan keselamatan. Dan sejarah membuktikan, sepanjang ribuan tahun Islam memerintah, semua merasakan keamanan, kelamatan dan kedamaian. Salah satu bukti tersebut adalah ketika Sultan Mehmed II menaklukan Bosnia. Ia memerintahkan agar penduduk Bosnia mendapatkan jaminan keamanan, dan tidak boleh disakiti oleh siapapun.

Berikut isi lengkap perintah sang Sultan dalam sebuah surat.

“Saya.. Sultan Khan, Sang Penakluk, dengan ini mendeklarasikan kepada seluruh dunia bahwa penduduk Fransiscan, Bosnia yang dijamin bersama surat titah ini, berada di bawah perlindunganku. Saya memerintahkan:

Tidak boleh bagi siapapun untuk mengganggu dan menyakiti penduduk dan gereja-gereja mereka! Mereka harus hidup dalam kedamaian di negeriku. Mereka yang menjadi imigran (pengungsi) harus merasakan keamanan dan kebebasan. Mereka diperbolehkan untuk kembali ke biara-biara yang berada di perbatasan negeriku.

Tidak ada satupun dari kerajaanku baik itu pemimpin, wazir, petugas maupun pembantuku diperbolehkan untuk mengganggu kehormatan ataupun menyakiti mereka.

Tidak boleh bagi siapapun untuk menghina, membahayakan ataupun menyerang mereka, harta benda mereka dan gereja-gereja mereka! Apapun yang mereka bawa dari negeri mereka mendapatkan hak yang sama.

Dengan adanya titah ini, saya bersumpah dengan pedangku ini, dengan menyebut nama Allah yang telah menciptakan bumi dan langit, Muhammad Rasulullah dan 124.000 Rasul lainnya, bahwa tak ada satu pun dari pendudukku yang boleh menentang titahku ini!”

Sumber: Ottoman Imperial Archive/islamedia.id

Silahkan bagikan:

Artikel terkait:

Next Post
Oldest Page

Add your comment Hide comment

Disqus Comments